MATAHARI Educares – Tempat Penitipan Anak (TPA) & Tempat Pendidikan Anak Balita

Jumlah per hari : 5 kelompok

Satu Pelajaran : 1 kelompok (5 kata), tunjukkan 1 kali

Frekuensi : 3 kali sehari setiap kelompoknnya

Intensitas : Kata2 warna merah ukuran tinggi 7,5 cm

Lama : 5 detik

Kata-kata baru : 5 kata setiap hari (1 dalam tiap kelompok)

Kata2 yang diambil : 5 kata setiap hari (1 dari setiap kelompok)

Umur setiap kartu : 3 kali sehari selama 5 hari = 15 kali

Prinsip : Berhenti sebelum si kecil ingin berhenti

Dengan program harian berarti setiap hari si kecil diperlihatkan dan dibacakan 25 kata terdiri dari 5 kelompok, masing-masih berisi 5 kata. Anda bisa meulai mengenalkan kata-kata tentang diri si kecil.

Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan huruf yang sama secara berurutan dalam satu kelompok kata, misal leher, lengan, lutut karen anak akan sulit membedakannya.

Tahapan berikutnya, Anda bisa mengenalkan kata-kata atau benda-benda di dalam rumah.

Perkenalkan juga kata-kata yang berhubungan dengan makanan;

Anda bisa mengenalkan kata-kata yang menjadi kepunyaan atau milik si kecil dengan huruf-huruf yang dibuat dengan ukuran yang sama seperti sebelumnya.

Perkenalkan juga kata-kata yang berhubungan dengan hewan-hewan:

Setelah memperkenalkan si kecil kata-kata yang dekat dengan kesehariannya, Anda bisa melanjutkan dengan memperkenalkan kelompok kata lain yang bermakna perbuatan/kegiatan:

Ingat, jangan memberikan penjelasan apa pun pada kata-kata yang Anda perlihatkan dan bacakan pada si kecil, namun ketika membacakan kata-kata kerja di atas ini Anda bisa sembari melakukan gerakan untuk menambah keceriaan,m semisal ketika Anda memperlihatkan kata melompat, Anda bisa melompat sambil berkata, “Bunda sedang melompat.” Ajak si kecil untuk melompat dan katakana, “Kamu sedang melompat”. Kemudian tunjukkan kata tersebut sambil berkata, “Kata ini dibacanya melompat.”

sumber: http://www.nutrisibalitacerdas.com/home.php?act=article&mode=read&categoryID=2&articleID=236

Pada usia berapa sebaiknya atau idealnya memulai mengajarkan anak membaca? Kapan sebenarnya seorang anak siap untuk mempelajari sesuatu? Sebelum sampai pada jawaban tersebut, ada baiknya kita petik sebuah cerita tentang seorang ibu muda yang datang kepada seorang ahli perkembangan anak. Sang ibu muda itu ingin berkonsultasi tentang waktu yang tepat bagi seorang anak belajar membaca. Pakar perkembangan anak itu bertanya, “Kapan anak Ibu akan lahir?” Jawab Ibu muda itu, “Oh, anak saya sudah berusia lima tahun sekarang.” “Ibu, cepatlah pulang, Ibu telah menyia-nyiakan lima tahun terbaik hidup anak Ibu,” Kata sang ahli perkembangan anak itu.

Semakin Dini Semakin Baik

Bapak-Ibu, usia balita kerap disebut golden years period atau usia emas. Periode ini adalah tahun-tahun pembentukan kecerdasan yang amat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada periode ini juga sebaiknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada balita untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Tugas orangtua sendiri adalah menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman serta menyediakan sarana dan prasarana yang tepat bagi tumbuh kembangnya.

Pada periode itu, balita bukan cuma memerlukan asupan gizi yang baik untuk perkembangan fisiknya, tapi juga asupan informasi, emosi dan spiritual untuk tumbuh kembang dirinya secara utuh.

Menurut Metode Glenn Doman, orangtua bisa memulai mengajarkan anaknya belajar membaca sejak bayi. Bahkan, sejak ia lahir karena Bapak-Ibu sudah berbicara padanya sejak ia lahir bahkan sejak ia masih dalam kandungan. Pembelajaran sejak dini akan melatih indera penglihatannya. Ada beberapa hal yang harus Bapak-Ibu pahami tentang anak balita:

1. Anak di bawah usia 5 tahun bisa dengan mudah menyerap banyak informasi.
2. Anak di bawah usia 5 tahun bisa menangkap informasi dengan kecepatan luar biasa.
3. Semakin banyak informasi yang diserap makin banyak pula yang diingatnya.
4. Anak usia di bawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat besar.
5. Anak di bawah usia 5 tahun mempunyai keinginan belajar yang sangat besar.
6. Anak di bawah usia 5 tahun dapat belajar membaca dan ingin belajar membaca.

Dari uraian di atas terurai fakta bahwa semakin dini mengajarkna buah hati Anda membaca akan semakin baik. Apalagi Bapak-Ibu sudah memahami langkah-langkah dasar dalam tahapan membaca seperti yang telah dipaparkan panjang lebar dalam bab sebelumnya. Langkah-langkah pada setiap tahapan membaca tidak berubah atau berbeda karena faktor usia. Artinya, urutan langkah-langkah yang telah dipaparkan di bab sebelumnya tetap sama pada setiap usia. Hanya saja memang Anda harus ingat bahwa seorang bayi yang baru lahir tidak sama dengan anak usia 2 tahun. Bayi berusia 3 bulan tentu tidak sama dengan anak berusia 36 bulan. Terpenting pada bagian mana dari tahapan-tahapan membaca yang perlu ditekankan ketika Anda memulai program mengajarkan membaca pada si kecil.

sumber: http://www.nutrisibalitacerdas.com/home.php?act=article&mode=read&categoryID=2&articleID=250

Tahap Pertama : kata-kata tunggal

Mulailah dengan menggunakan hanya 15 kata tunggal. Pilih kata-kata tunggal yang akrab dengan kehidupan si kecil atau nama anggota keluarga, hewan-hewan favorit, benda-benda di dalam rumah, dan sebagainya. Misal mama, papa, kakek, nenek, kakak, adik.

Buat kata-kata tunggal tersebut dengan karton berukuran 15X50 cm
Tunjukkan padanya kata “mama”. Biarkan si kecil melihatnya tidak lebih dari 1 detik. Jangan berikan penjelasan atau perincian apapun kepadanya. Kemudian tunjukkan kata bertuliskan “papa” dan katakan, “Ini bacanya papa.” Tunjukkan 3 kata lainnya persis dengan cara yang sama. Setelah kata kelima, peluk dan ciumlah si kecil dengan penuh kasih sebagai rasa ungkapan cinta Anda. Jangan lupa katakan pada si kecil, betapa ia hebat dan pintar dan betapa Anda senang mengajarinya.

Saat Bapak-Ibu menunjukkan kartu-kartu itu sebaiknya diambil dari belakang sehingga Anda dapat membaca bagian sudut kiri atas yang terdapat kata tunggal yang diperlihatkan pada si kecil. Jadi, ketika Bapak-Ibu mengucapkan kata itu, Anda bisa memusatkan perhatian pada wajah si kecil. Cara ini efektif untuk melihat ekspresi wajah si kecil juga agar perhatian dan semangat Anda tertuju hanya pada si kecil Jangan sekali-sekali meminta si kecil untuk mengulangi kata-kata yang Anda ucapkan

Ulangi tahapan tersebut tiga kali pada hari pertama. Pastikan agar urutan kartu yang Anda tunjukkan pada si kecil berbeda setiap kali. Untuk itu sebaiknya kartu diacak atau dikocok setiap kali Bapak-Ibu selesai membacakan.

Hari kedua, ulangi 5 kata yang sudah dibacakan sebelumnya sebanyak 3 kali. Tambahkan kelompok kata kedua yang terdiri dari 5 kata tunggal baru. Kelompok kata baru ini seperti tahapan sebelumnya diperlihatkan dan dibacakan 3 kali sepanjang hari. Beristirahatlah diantara setiap kumpulan kata baru, kira-kira 15 menit.

Pada hari ketiga, tambahkan kelompok kata ketiga yang terdiri dari 5 kata baru. Cara yang dilakukan sama seperti diatas. Jangan lupa, pada akhir setiap pelajaran untuk mendekap dan memeluk si kecil dan katakana dia sangat pintar dan Anda sangat bangga dan sangat mencintainya.

Dengan 15 kata tunggal yang Anda perlihatkan dan bacakan membuat si kecil terlatih indera penglihatannya. Yang lebih penting lagi dengan kegiatan membaca ini si kecil melatih otaknya cukup baik untuk membedakan bentuk tulisan yang satu dengan yang lainnya. Anak juga telah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam hidupnya: bisa membaca kata-kata dengan bantuan dan segenap kasih sayang kedua orangtuanya.

Setelah 3 kelompok kata pertama diperlihatkan pada si kecil selama 5 hari, Bapak-Ibu bisa menambahkan kata-kata baru dan mengeluarkan kata-kata lama dari setiap kelompok yang diajarkan selama 5 hari dengan menggantinya dengan kata baru di setiap kelompok.

Buatlah program harian untuk menunjukkan semangat Anda dalam mengajari si kecil membaca.

Metode Glenn Doman Tahap Kedua: Gabungan Dua Kata

Anda sudah mengenalkan banyak kata-kata tunggal pada si kecil. Tahapan berikutnya adalah memperkenalkan gabungan dua kata. Pengenalan gabungan dua kata ini merupakan langkah penting karena ini awal si kecil mengenal kalimat. Gabungan dua kata ini akan membantu si kecil melangkah ke tahap berikutnya dengan lebih mudah. Sebelum memulai tahapan ini, Bapak-Ibu bisa meninjau kembali perbendaharaan kata yang sudah diajarkan sehingga Anda bisa menggunakan kata-kata tersebut menjadi gabungan kata. Untuk memudahkan tahap ini, coba Anda masukkan satu kelompok kata yang sangat mudah diajarkan dan sangat akrab dengan si kecil, yakni warna.

Jangan lupa, di belakang kartu-kartu warna ini Bapak-Ibu gambarkan kotak dengan warna yang dimaksud. Bapak Ibu sebutkan kata-kata itu dan membalikkannya untuk menunjukkan warnanya. Anak-anak belajar warna dengan sangat cepat dan mudah dan dengan bersemangat akan menunjuk warna-warna itu dimana pun mereka berada. Setelah warna, warna dasar, Anda bisa melanjutkan untuk memperkenalkan sejumlah warna lain seperti nila, biru langit, hijau pupus, emas, perak dan sebagainya. Setelah itu, Anda bisa membuat gabungan kata-kata yang pertama.

Gabungan kata-kata ini akan mudah dipahami anak yang sudah mengenal kata-kata ini sebagai kata tunggal. Bagilah gabungan kata yang sudah Anda buat menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari lima gabungan kata. Tunjukkan setiap kelompok kata ini tiga kali sehari kepada si kecil selama 5 hari – bisa kurang dari lima hari. Setelah itu singkirkan satu gabungan kata dari setiap kelompok dan tambahkan satu gabungan kata baru dalam setiap kelompok dan singkirkan sebuah kata lama setiap harinya, persis sebelumnya.

Setelah melalui tahapan ini, Anda bisa melangkah ke pengenalan kata sifat. Untuk memudahkan umumnya kata sifat diajarkan berpasang-pasangan dengan lawan katanya.

Saat memperkenalkan kata sifat ini Bapak-Ibu bisa menambahkannya dengan gambar di bagian belakang kartu untuk menggambarkan idenya. Setelah itu Anda bisa menunjukkan gabungan dua kata.

Metode Glenn Doman Tahap Ketiga: Kalimat Sederhana

Setelah memperkenalkan gabungan kata dengan kontinu dan melihat si kecil antusias, Anda bisa melangkah ke tahapan pengenalan kalimat sederhana, sebuah kalimat yang terdiri dari gabungan kata yang sudah Anda ajarkan sebelumnya.

Ibu sedang memasak

Adik sedang membaca

Kakak sedang makan

Dengan perbendaharaan yang sudah Anda perkenalkan, banyak sekali gabungan kata yang membentuk kalimat sederhaan yang bisa dibuat dan diperkenalkan pada si kecil. Ada tiga cara efektif dan bagus untuk mengajarkan kalimat sederhana ini.

1. Gunakan kartu-kartu dengan kata-kata tunggal yang telah Bapak-Ibu buat sebelumnya lalu buatlah kartu dengan kata sedang. Bapak Ibu bisa duduk dan pegang lima kartu dengan kata sedang dan lima kartu dengan kata kerja. Ambil satu kartu dari setiap kelompok dan bentuklah sebuah kalimat. Bacakan kalimat itu kepada si kecil. Biarkan ia memilih satu kata dari setiap kelompok dan buatlah sebuah kalimat. Melibatkan si kecil akan membuatnya senang dan antusias. Bacakan kalimat itu kepada si kecil. Setelah itu buatlah tiga sampai lima kalimat bersama-sama. Bapak-ibu bisa melakukan permainan ini sesering yang diinginkan si kecil. Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan, Anda dan si kecil bisa mengganti kata benda dan kata kerjanya.

2. Dengan menggunakan kartu yang berukuran 10×50 cm, buatlah satu kelompok kata yang terdiri dari lima kalimat. Kurangi ukuran huruf-hurufnya agar satu kartu bisa memuat tiga atau empat kata. Jangan menuliskan kata-kata itu terlalu berdekatan, berilah jarak yang cukup diantara setiap kata. Perlihatkan kartu itu kepada si kecil sebanyak 3 kali setiap hari. Singkirkan dua kalimat lama setiap harinya. Si kecil akan belajar kalimat itu dengan sangat cepat sehingga Bapak-Ibu harus menyiapkan kalimat berikutnya dengan cepat pula.

3. Buatlah sebuah buku berisi kalimat-kalimat sederhana terdiri dari lima susunan kata-kata dengan sebuah gambar sederhana untuk setiap kalimat sederhana itu. Pertimbangkan ukuran kertas kartonnya. Jika kertas kartonn berukuran kira-kira 50x70cm, potonglah menjadi empat untuk membuat halaman buku berukuran 25x35cm. Pisahkan halaman untuk tulisan dan gambar. Nah, Anda bisa membuat buku harian pertama untuk buah hati Anda.

Untuk membuat ilustrasi pada kalimat-kalimat itu, Bapak-Ibu bisa menggunakan foto-foto si kecil pada kalimat kalimat sederhana intu sehingga menjadi lebih menarik dan membuat si kecil makin antusias.

Metode Glenn Doman Tahap Keempat: Kalimat Panjang

Setelah si kecil cukup “menguasai” kalimat-kalimat sederhana yang umumnya berbentuk pendek, hanya terdiri dari tiga gabungan kata, si kecil bisa mulai dikenalkan pada kalimat yang menyatakan pemikiran yang lebih lengkap. Anda bisa menggunakan prosedur dasar yang sama seperti saat memulai membuat kalimat. Hanya saja sekarang kita menggunakan lebih dari 3 kata.

Dari contoh-contoh kalimat di atas, Anda berarti perlu menambahkan kata-kata baru, yakni kata-kata bantu, seperti sebuah, di, itu, dengan dan lain-lain. Kata-kata ini tidak perlu diajarkan secara terpisah karena anak-anak akan mempelajarinya dalam konteks kalimat yang jelas dan masuk akal. Bila Anda sudah membuat kalimat-kalimat dengan empat kata dan menggunakan ketiga metode yang sudah dijelaskan di atas, Anda bisa menambahkan kata bantu seperti kata sifat dan kata keterangan. Setelah Anda mengajarkan kalimat dengan lima kata atau lebih maka kartu berukuran 10x50cm atau buku berukuran 25x35cm mulai tidak akan mampu lagi memuat tulisan Anda lagi. Karena itu lakukan hal berikut:

1. Kecilkan hurufnya
2. Tambahkan jumlah kata-katanya
3. Ganti warna tulisan dari merah menjadi hitam

Meski huruf-huruf dikecilkan tapi jangan terlampau kecil karena anak akan kesulitan melihatnya. Cobalah dengan huruf berukuran 2,5cm. Gunakan ini selama beberapa minggu. Jika tidak menimbulkan masalah Anda bisa menambah jumlah kata-katanya. Jika Bapak-Ibu menggunakan kalimat dengan lima kata lanjutkan dengan kalimat yang terdiri dari enam kata. Tetap gunakan huruf berukuran 2,5cm. Bila tidak ada masalah, kecilkan hurufnya menjadi kira-kira 2cm. Yang perlu diperhatikan oleh Anda adalah jangan pernah mengecilkan huruf-huruf dan menambah jumlah kata-katanya pada saat bersamaan.

Bila Bapak-Ibu mengecilkan hurufnya atau menambah kata-kata terlalu cepat, Anda akan melihat perhatian dan minat si kecil menurun. Mungkin anak akan berpaling dari tulisan ini dan hanya melihat Anda karena kartu atau halaman buku terlalu rumit baginya untuk dilihat. Bapak-Ibu jangan terburu-buru dalam proses ini. Selingi dengan acara bermain dan segelas susu frisianflag 123 / 456 .

Metode Glenn Doman Tahap Kelima: Buku-Buku

Anda sudah melewati serangkaian proses pembelajaran membaca, dari mulai pengenalan kata tunggal, gabungan kata, kalimat sederhana sampai kalimat dengan lima atau 6 kata. Langkat selanjutnya yang menjadi intinya adalah membaca buku. Si kecil sudah siap untuk membaca buku yang sebenarnya. Kemampuannya untuk menguasai kata-kata tunggal dengan tulisan yang besar, susunan kata-kata, ungkapan dan kalimat. Sekarang saatnya si kecil harus mampu membaca tulisan yang lebih kecil dan jumlah kata yang lebih banyak di setiap halaman buku. Ingatlah ketika Bapak-Ibu mengajarkannya membaca sebenarnya Anda telah menumbuhkan daya penglihatannya, sama seperti latihan olahraga membesarkan otot lengan.

Langkah awal pada tahapan ini adalah menyiapkan buku untuk mengajar si kecil membaca. Carilah buku dengan perbendaharaan kata yang sudah Anda ajarkan, seperti kata-kata tunggal, susunan kata-kata, dan ungkapan. Pilihan buku ini sangat penting dan harus memenuhi standar seperti berikut:

1. Buku itu memiliki perbendaharaan kata sebanyak lima puluh sampai seratus kata.
2. Buku itu berisi tidak lebih dari satu kalimat dalam satu halaman.
3. Tinggi tulisannya tidak boleh kurang dari 2 cm.
4. Teks harus mendahului dan terpisah dari gambar atau ilustrasinya.
5. Ilustrasi gambar juga harus menarik karena si kecil sedang memasuki tahap imajinasi dan fantasi.

Agar Metode Glenn Doman isa berhasil, pilihan buku juga sangat penting. Si kecil ingin membaca buku dengan alasan yang sama seperti para orangtua membaca buku. Si kecil akan berharap dengan membaca buku ia akan mendapatkan kegembiraan atau informasi atau keduanya. Anak akan suka cerita-cerita petulangan, dongeng, dan misteri yang ditulis dengan baik. Kalau menurut Anda buku itu menarik, si kecil juga akan menyukainya. Namun, bila Anda sendiri menganggap buku itu tidak menarik, si kecil pun mungkin akan sama seperti Anda, tidak tertarik pada buku tersebut.

Untuk membuat anak tertarik pada buku, perhatikan aturan berikut:

1. Pilihlah buku-buku yang menarik baginya.
2. Perkenalkan semua kata-kata baru sebagai kata-kata tunggal sebelum ia mulai membacanya.
3. Pilihkan buku yang teksnya besar dan jelas.
4. Pastikan anak membalik halaman buku untuk melihat ilustrasi yang mengikuti teks.

Nah, kini Bapak-Ibu sudah siap untuk memulai membaca buku itu bersama si kecil. Duduklah bersama dengan santai dan nyaman. Ingat, seperti tahapan pengenalan kata, jangan memaksakan anak kalau ia tidak sedang berminat. Anda harus memahami, anak masih mudah mengalihkan perhatiannya, Konsentrasinya mudah berubah. Jadi terkadang sulit mengajarnya duduk manis membaca buku. Bila anak mulai bosan, biarkan ia melakukan kegiatan lain. Jangan dipaksa! Kalau Anda menuntut bahkan memaksanya, anak akan memandang kegiatan membaca buku sebagai kegiatan tidak menyenangkan dan penuh beban. Kalau ini terjadi, sia-sialah tahapan-tahapan yang telah dilaluinya dengan penuh semangat dan kegembiraan serta segelas susu Frisian Flag 123 / 456.

sumber: http://www.nutrisibalitacerdas.com/home.php?act=article&mode=read&categoryID=2&articleID=249

MATAHARI Educare…

...Fajar baru pendidikan anak...

Alamat:
Jln. Kembang Matahari No. 17,
Sumerta Kaja,
Denpasar
Bali 80237
Tlp: 0361-233982, Hp: 08174727645
Email: mataharieducare@yahoo.com

Kategori :

Kalender :

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Top Clicks

  • None